TUGAS KULIAH EKONOMI MAKRO

PENGOPTIMALAN KOTA TUA JAKARTA SEBAGAI WISATA SEJARAH INDONESIA PENGHASIL DEVISA


PENYUSUN
NAMA            : YOSHIA CHRISTIAN
NIM                : F0311122
FAKULTAS   : EKONOMI
PRODI            : S1 AKUNTANSI
  
MATA KULIAH EKONOMI MAKRO
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011



BAB 1
ABSTRAK
Begitu banyak potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Salah satu potensi itu ialah wisata sejarah. Wisata sejarah adalah wisata yang mengandung nilai-nilai historis suatu bangsa. Ada salah satu wisata sejarah yang mulai dirintis di Indonesia, yakni Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town). Kota Tua Jakarta adalah wisata sejarah yang berada di Jakarta, Ibukota Indonesia. Jakarta yang dahulu bernama Batavia pernah menjadi pusat pemerintahan Belanda ketika menjajah Indonesia. Karena itu, Jakarta memiliki banyak bangunan tua bersejarah bergaya Belanda yang dinamakan Kota Tua Jakarta. Berkaca pada Kota Tua  Vigan di Filipina dan Kota Tua Istanbul di Turki yang sudah menjadi salah satu wisata sejarah dunia, pemerintah Indonesia sedang merencanakan untuk mengajukan Kota Tua Jakarta ke UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Dunia (World Heritage). Pengajuan ini ditujukan agar Kota Tua Jakarta diakui sebagai wisata sejarah Indonesia bahkan dunia sehingga terjadinya peningkatan jumlah wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara. Peningkatan wisatawan akan menggerakan perekonomian rakyat dalam bidang kewirausahaan sedangkan wisatawan mancanegara akan berdampak pada penerimaan devisa yang besar sehingga pada akhirnya pariwisata sejarah menjadi salah satu faktor bertumbuhnya perekonomian Indonesia yang semakin baik.


Kata Kunci : Pariwisata, Wisata Sejarah Kota Tua Jakarta, Ekonomi, Keunggulan Kompetitif Indonesia.

1.2 PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu bidang/sektor yang dimiliki oleh semua negara di dunia, namun tidak semua negara memiliki pariwisata yang unggul baik dari sisi alam, keindahan, faktor geografis, budaya, sejarah dan infrastruktur. Hal itu membuat banyak negara menempatkan sektor pariwisatanya sebagai salah satu sektor yang mendapat perhatian pemerintah negara untuk dapat menghasilkan keuntungan (income) bagi negara tersebut. Pembenahan, perbaikan, penambahan infrastruktur penunjang serta promosi besar-besaran menjadi sekian cara dari masih banyak lagi cara dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Tourism is the most attractive and the fastest growing industry in the world. According to the World Travel and Tourism Council (WTTC), tourism in 2005 turned out to be the second largest industry, accounted for 3.8 per cent of global Gross Domestic Product – GDP. (Rosli & Azhar, 2007) (Prof. Dr. Pazim Othman, Dr. M. Mohd. Rosli, The Impact of Tourism on Small Business Performance: Empirical Evidence from Malaysian Islands , International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 1; January 2011)

Sektor pariwisata jelas mendatangkan income sebuah negara dalam bentuk devisa. Hal ini dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh World Travel and Tourism Council (WTTC) bahwa di tahun 2005 sektor pariwisata menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan menjadi industri terbesar nomor 2 di dunia. Sektor pariwisata menjadi sebuah sumber ekonomi yang menjanjikan bagi negara-negara di dunia.

Pariwisata negara-negara pasti memiliki jenisnya sendiri. Ada pariwisata alam, pariwisata adat dan budaya, pariwisata keagamaan, pariwisata modern seperti pusat perbelanjaan, pariwisata sejarah dan lain sebagainya. Hal inilah yang juga dimiliki oleh negara Indonesia. Indonesia sangat beruntung dengan keberadaannya sebagai negara yang kaya akan potensi wisata. Dilihat dari faktor geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia (lebih dari 17.000 pulau) dan terletak di kawasan strategis karena diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudera (Hindia dan Pasifik). Dari faktor topografi, Indonesia juga memiliki topografi yang bagus karena memiliki banyak gunung, lembah, perbukitan, pantai, hutan dan lain sebagainya. Hal ini membuat Indonesia memiliki banyak wisata alam yang berpotensi seperti Danau Toba (Danau Vulkanik terbesar di Asia Tenggara), Gunung Krakatau, pantai-pantai yang indah, wisata bawah laut di Bunaken dan Halmahera yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terindah di dunia, Raja Ampat, Bali, Taman Nasional Gunung Leuser dan masih banyak lagi. Dari segi keanekaragaman hayati, Indonesia mempunyai banyak flora dan fauna, bahkan flora fauna langka seperti bunga Raflessia, komodo, harimau sumatera, badak bercula satu pun ada. Dari segi adat budaya, Indonesia memiliki berbagai kebudayaan dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sedangkan dari segi sejarah, Indonesia memiliki kekayaannya tersendiri oleh karena pengaruh bangsa yang pernah menjajah Indonesia seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, Jepang dan yang paling lama menduduki Indonesia adalah Belanda. Tidak heran bahwa banyak sekali peninggalan sejarah seperti benteng-benteng pertahanan, rumah-rumah tua dan lain sebagainya. Ada juga peninggalan-peninggalan benda-benda kuno dan prasasti dari berbagai Kerajaan yang pernah memerintah di Indonesia dan candi-candi peninggalan sejarah dan keagamaan seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang sudah mendunia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN UMUM KOTA TUA JAKARTA
(Sumber : Wikipedia)
Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town) atau yang sering disebut dengan Batavia Lama adalah sebuah area di Jakarta, Indonesia yang mempunyai luas wilayah 1,3 kilometer persegi yang berada di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Dahulu kota ini bernama Jayakarta, lalu dihancurkan dan dibangun kembali dengan nama baru yaitu Batavia. Batavia akhirnya menjadi kantor pusat dan pusat administratif VOC Belanda Hindia Timur sampai dengan masa penjajahannya berakhir dan digantikan oleh Jepang. Pada masa penjajahan Jepang itulah nama Batavia diganti menjadi Jakarta dan menjadi Ibukota Indonesia. Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota. Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk melindungi warisan era kolonial Belanda.


2.2 PEMBAHASAN
Kota Tua Jakarta memiliki nilai sejarah tersendiri sekaligus mencerminkan keadaan Kota Jakarta tempo dulu. Nilai sejarah yang ada di Kota Tua Jakarta terlihat dari arsitektur bangunannya yang bergaya Eropa karena terpengaruh budaya Belanda. Banyak sekali bangunan-bangunan dan tempat bersejarah yang ada di area seluas 1,3 kilometer persegi ini seperti Museum Fatahilla (dahulu kantor Gubernur Jenderal VOC), Jembatan Tarik yang bernama Kota Intan, Stasiun Jakarta tempo dulu, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Bank BNI, Museum Wayang, Museum Keramik, Hotel Former, Pelabuhan Sunda Kelapa dan masih banyak lagi. Semua tempat-tempat tersebut memiliki nilai sejarah baik dari sisi arsitektur bangunan maupun pemanfaatan bangunan tersebut pada zaman Batavia Lama. Hal inilah yang menjadikan daya tarik utama Kota Tua Jakarta sebagai salah satu wisata sejarah Indonesia, khususnya di Ibukota Jakarta. Wisata sejarah Kota Tua Jakarta tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat lokal saja, melainkan daya tarik sejarah Kota Tua Jakarta bisa mengundang wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan sejarah melalui bangunan-bangunan di Jakarta. Hal ini tentu dapat meningkatkan devisa negara.

Pengembangan Kota Tua Jakarta dalam rangka menjadikan wisata sejarah ini sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) pada tahun 2015 merupakan langkah besar bagi Sektor Pariwisata Indonesia. Dirjen Pengembangan Destinasi Kemenbudpar Firmansyah Rahim dalam kompas.com (3 Agustus 2011) menyatakan keseriusan pemerintah dalam menjadikan Kota Tua Jakarta menjadi wisata hebat di Ibukota. Ia juga menyatakan keoptimisannya bahwa Kota Tua Jakarta harus menjadi daya tarik wisata terhebat.

Keseriusan pemerintah dalam menghasilkan devisa negara dari sektor pariwisata sejarah dalam hal ini Kota Tua Jakarta haruslah belajar dari negara-negara yang telah sukses terlebih dahulu dalam mempromosikan wisata sejarah mereka. Negara Filipina mempunyai wisata sejarah yang bernama Kota Vigan dan telah menjadi salah satu Warisan Dunia. Daya tarik dari Kota Vigan itu sendiri terletak pada adanya pengaruh arsitektur dan konstruksi bangunan bergaya Spanyol dan Portugis sehingga kota tersebut mempunyai kesan sejarah yang kental.
Now, Vigan is a vibrant center for trade and tourism as its cultural treasures and pre-colonial industries continue to fuel the economy that has grown significantly in a short span of seven years. Today, the powerful images, and sounds of modern sophisticated living have established their marked presence: business and residential infrastructure, cars, traffic, and communications. The present makes Vigan pliant and flexible; the past makes it enduring and strong (The Vigan News, 2002).( Elita Bielza – Valdez, THE SOCIO- ECONOMIC IMPACT OF TOURISM AND ENTREPRENEURSHIP IN VIGAN CITY, E-International Scientific Research Journal, ISSN: 2094-1749 Vol: 1 Issue: 1, 2009)

Sejak Kota Vigan menjadi salah satu Warisan Dunia oleh UNESCO, Kota Vigan menjadi pusat perdagangan dan pariwisata khususnya wisata adat dan sejarah yang berpengaruh pada perekonomian negara sejak 7 tahun yang lalu. Kata-kata “the past makes it enduring and strong” menunjukkan bahwa Kota Vigan mempunyai kekuatan dan daya tarik karena masa lalunya (masa sejarah). Hal ini jelas bahwa wisata sejarah memiliki daya tarik tersendiri. Indonesia yang memiliki latar belakang sejarah yang mendukung seperti yang ada di Kota Tua Jakarta juga dapat merasakan dampak yang sama apabila pengembangan dan perbaikan wisata sejarah dapat dilakukan dengan baik. Rencana Kota Tua Jakarta menjadi Warisan Dunia pada tahun 2015 harus benar-benar terealisasikan agar angka wisata semakin meningkat dan dikenal tidak hanya oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia. Kota Tua Jakarta dapat menyamai Kota Tua Vigan di Filipina yang telah terlebih dahulu menjadi Warisan Dunia dan wisata sejarah terkenal karena kedua tempat ini memiliki persamaan yaitu sama-sama memiliki keunggulan nilai sejarah yang terlihat dari bangunan-bangunan berarsitektur Eropa. Jadi, Kota Tua Jakarta juga menjadi wisata sejarah Indonesia dan dunia walaupun itu semua tergantung dari keseriusan pemerintah dalam mengembangkan wisata sejarah ini. Masalahnya, fakta yang ada saat ini adalah Kota Tua Jakarta belum dioptimalkan secara baik, contohnya masih banyak bangunan tua yang tidak terawat, atap-atap bangunan yang rusak bahkan badan bangunan yang hampir roboh. Selain itu banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sembarang tempat sehingga mengurangi keindahan Kota Tua Jakarta.

Artikel di situs Bataviase.co.id (6 Januari 2010) mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Tua Jakarta, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara pada tahun 2009 mencapai 300.000 wisatawan dari yang semula ditargetkan hanya 130.000 wisatawan. Jumlah wisatawan yang mencapai angka 300.000 ini seharusnya menjadi motivasi bagi pemerintah untuk semakin giat dalam membangun dan merevitalisasi Kota Tua Jakarta sebagai salah satu wisata sejarah yang mampu menarik wisatawan mancanegara. Pengoptimalan wisata sejarah bukan berarti tanpa kendala. Negara Turki yang terkenal dengan wisata Kota Tua Istanbul sendiri juga mengalami berbagai macam kendala.
Turkey is very advantageous in terms of tourism supply for its historical and cultural heritage of different civilisations extending as far as the prehistoric ages. Political instability and terrorism in the Middle East are the main factors that menace Turkish tourism.( Füsun Istanbullu Dinçer, Suna Mugan Ertugral, Economic Impact of Heritage Tourism Hotels in Istanbul, THE JOURNAL OF TOURISM STUDIES Vol. 14, No. 2, DEC. '03 23)

Many laws have been established to protect historical, cultural and natural values in Turkey, and many institutions are involved. ( Füsun Istanbullu Dinçer, Suna Mugan Ertugral, Economic Impact of Heritage Tourism Hotels in Istanbul, THE JOURNAL OF TOURISM STUDIES Vol. 14, No. 2, DEC. '03 23)

Turki adalah salah satu tujuan wisata dunia khususnya Eropa. Wisata sejarah yang terkenal di Turki adalah Kota Istanbul yang sudah dikenal oleh karena keeksotisan bangunan tua. Kota Istanbul itu sendiri sudah diakui sebagai salah satu Warisan Dunia. Hasil dari Journal penelitian mengenai “Economic Impact of Heritage Tourism Hotels in Istanbul” mengungkapkan bahwa walaupun Turki kaya akan wisata sejarah dan budaya serta sudah banyak hukum-hukum yang diterapkan untuk melindungi sejarah, adat budaya dan nilai alam Turki, masalah tetap saja ada yaitu masalah politik yang tidak stabil dan terorisme. Hal ini menunjukkan bahwa akan selalu ada hambatan dalam membangun sektor pariwisata. Hal yang sebaiknya Indonesia lakukan adalah memperkuat eksistensi hukum untuk melindung sejarah, adat dan alam bangsa seperti yang Turki lakukan. Memperkuat eksistensi hukum ini akan sangat membantu agar pelaksanaan pengembangan wisata dalam hal ini Kota Tua Jakarta dapat berjalan lancar, revitalisasi bangunan diselenggarakan dengan dana yang disediakan pemerintah tanpa ada penyelewengan ataupun korupsi. Setelah itu haruslah memperhatikan faktor keamanan negara. Indonesia dan Turki mungkin menghadapi hal yang sama dalam faktor penghambat sektor pariwisata yaitu Terorisme. Terorisme haruslah dibasmi oleh negara sebab bisa menjadi boomerang bagi pariwisata negara karena pariwisata tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, budaya, sejarah yang melekat dalam suatu negara tetapi juga memberikan rasa aman bagi wisatawan itu sendiri. Masih ingat tentang kasus Bom Bali 1 yang membuat sektor pariwisata Bali mengalami penurunan tajam dari sisi jumlah wisatawan yang datang dan dari sisi income / devisa negara yang juga menurun setelah peristiwa itu terjadi. Hal ini bisa diintikan bahwa wisatawan membutukan rasa aman saat berwisata. Keamanan bisa ditegakkan melalui aparat-aparat keamanan negara. Membangun pariwisata memang membutukan waktu dan dana yang banyak serta melibatkan sektor yang lain untuk mendukung kemajuan pariwisata negara Indonesia. Itulah fungsi hukum yang harus ditegakkan. Apabila pemerintah serius dalam membangun Kota Tua Jakarta, maka tujuan untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Ibukota Jakarta sekaligus menghasilkan devisa lebih banyak.
Entrepreneurs perception extent on tourism and entrepreneurship have enhanced their socio-economic condition in the following goals: improvement in productivity; improvement in entrepreneurial skills; improved interaction with tourists and customers and increase in their income thus improve themselves and their lifestyle. (Elita Bielza – Valdez, THE SOCIO- ECONOMIC IMPACT OF TOURISM AND ENTREPRENEURSHIP IN VIGAN CITY, E-International Scientific Research Journal, ISSN: 2094-1749 Vol: 1 Issue: 1, 2009)

Selain adanya pemasukan devisa, peningkatan pariwisata juga dapat membangun kegiatan wirausaha. Journal ‘The Socio-Economic Impact Of Tourism And Entrepreneurship In Vigan City” menghasilkan kesimpulan yang salah satunya mengatakan bahwa wisata Kota Tua Vigan telah membangun kewirausahaan para warga sekitar. Dengan banyaknya turis yang datang, membuat mereka (para wirausaha di Vigan) meningkatkan produktivitasnya, memotivasi mereka untuk meningkatkan keterampilan, meningkatkan hubungan interaksi dengan para pelanggan dan meningkatkan pendapatan mereka yang berujung pada peningkatan kualitas serta gaya hidup. Intinya, wisata Kota Tua Vigan bisa dianggap membuka lapangan kerja yang baru. Indonesia melalui wisata Kota Tua Jakarta juga  membuka lapangan kerja yang baru bagi masyarakat Jakarta. Wisata tersebut dapat menggerakkan ekonomi rakyat dalam membuat usaha-usaha kecil menengah ke bawah seperti membuka rumah makan sederhana, membuat dan menjual sourvenir khas Jakarta, menyediakan jasa foto dan sepeda ontel yang dapat dinikmati oleh para wisatawan  sehingga indeks kualitas hidup masyarakat Jakarta dapat meningkat oleh karena pendapatan yang mereka terima dari hasil berwirausaha di Kota Tua Jakarta dan angka pengangguran pun berkurang. Ketika Kota Tua Jakarta dinilai memiliki prospek yang bagus, maka tidak menutup kemungkinan banyak pihak yang mau berinvestasi sehingga munculnya berbagai sarana seperti hotel-hotel, penginapan, sarana transportasi, akses masuk serta fasilitas-fasilitas yang memadai di sekitar Kota Tua Jakarta.
  
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pariwisata menjadi salah satu sektor  yang bisa mendatangkan keuntungan bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia sudah memiliki potensi-potensi wisata baik dari segi alam, adat budaya, sejarah, keagamaan dan lain sebagainya. Potensi-potensi wisata tersebut bahkan sudah dibangun dan dikembangkan menjadi tempat wisata unggulan sekaligus tempat wisata yang sudah diakui keistimewaannya di dunia. Sebut saja Bali, Raja Ampat, Candi Borobudur, Taman Nasional Borobudur, Gunung Krakatau, Danau Toba, wisata bawah laut Bunaken dan Halmahera dan masih banyak lagi. Namun ada satu jenis pariwisata yang memang kurang digemari namun memiliki nilai jual yang tinggi, yaitu  wisata sejarah. Filipina mempunyai Kota Tua Vigan, Turki mempunyai Kota Istanbul yang cantik dan sudah mendunia maka Indonesia pun  yang juga ada, namanya adalah Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town). Kota Tua Jakarta menjadi wisata sejarah yang bagus oleh karena nilai historis yang melekat sekaligus sebagai saksi sejarah Kota Jakarta. Bangunan-bangunan bergaya Eropa yang masih berdiri megah di area seluas 1,3 kilometer persegi ini mencerminkan sisi lain dari Kota Jakarta yang dikenal sebagai “kota sibuk” di Indonesia. Rencana pengajuan Kota Tua Jakarta ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai salah satu World Heritage pada tahun 2015 merupakan langkah besar bagi Indonesia untuk memiliki wisata sejarah yang diakui dunia sekaligus menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki Pariwisata yang unggul. Dengan rencana pengajuan menjadi World Heritage UNESCO, perlu adanya keseriusan dimana pemerintah juga harus menyediakan anggaran untuk melakukan pembenahan, perbaikan secara rutin, pengembangan wisata serta merevitalisasi, serta peningkatan keamanan. Apabila itu semua bisa berjalan dengan baik, maka Kota Tua Jakarta sebagai salah satu pariwisata Indonesia yang bisa menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga mampu menyumbang lebih banyak devisa, mengurangi angka pengangguran oleh karena ada banyak masyarakat yang berwirausaha di sekitar wilayah wisata sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang pada ujungnya adalah memperbaiki perekonomian Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dinçer, F. I. & Ertugral, S. M. 2003. Economic Impact of Heritage Tourism Hotels in Istanbul. The Journal Of Tourism Studies (online)  Vol. 14, No. 2. Diambil dari:  http://www.jcu.edu.au/business/public/groups/everyone/documents/journal_article/jcudev_012869.pdf  [diakses 6 Oktober 2011]

Othman, Prof. Dr. P. & Rosli, Dr. M. M. 2011. The Impact of Tourism on Small Business Performance: Empirical Evidence from Malaysian Islands. International Journal of Business and Social Science (online) Vol. 2 No. 1. Diambil dari : http://www.ijbssnet.com/journals/Vol._2_No._1;_January_2011/2.pdf [diakses 5 Oktober 2011]

Valdez, E. B. 2009. The Socio – Economic Impact Of Tourism  And Entrepreneurship In Vigan City. E-International Scientific Research Journal ISSN (online) : 2094-1749 Vol : 1 Issue : 1. Diambil dari : http://www.eisrjc.com/journals/journal_1/2.pdf  [diakses 6 Oktober 2011]

0 komentar:

Posting Komentar